Novel Cinta Sangat Romantis, Cocok Untuk Netizen Jaman Now – Part6

Novel Cinta Sangat Romantis – Halo Sobat Bijak, Masih melanjutkan Cerita tentang kisah cinta yang romantis remaja jaman now. Kalau kamu belum membaca part sebelumnya. kamu bisa ikuti tautan berikut:

Sekarang kita lanjutkan ya!

Novel Antara Cinta dan Sahabat – Part6

Keesokan harinya saat sarapan, mama melihat penampilanku mengenakan seragam sekolah yang sehari-hari aku pakai dengan tatapan yang aneh.

“Napa sih ma ?” Tanya ku masih berdiri di sebelah meja makan. Mama masih melihat penampilanku dari bawah keatas. “Tunggu sini dulu ya…!” Kata mama sambil berjalan menuju kamar kak Vizca.

Sesaat kemudian, mama keluar dengan beberapa baju seragam. “Nah, sekarang pakai ini !” Kata mama sambil memberikan baju seragam sekolah kepadaku. “What ? apa ini ma ?” Kataku sedikit membentak mama.

“Kamu dulukan pernah janji mau pake kerudung ! nah sekaranglah waktunya !” Kata papa. Aku mencoba mengingat-ingat janji itu. “O…iya ya…!” kataku lalu tertawa. “Cepet pake seragamnya ! nanti kesiangan lho !” Kata mama.

Aku langsung buru-buru ke kamar dan ganti seragam. “Assalamualaikum !” teriak seseorang dari luar. “Waalaikumsallam !” jawab mama. Aku tau kalau itu suara Oliv.

“Pa, aku berangkat dulu ya !” Kataku sambil mencium tangan papa. “Hati-hati di jalan ya !” Kata papa. “Kak aku berangkat dulu ya…! Tuyul kecil, kakak berangkat dulu ya…!” Kataku.

“Aku bukan tuyul kecil ! aku udah kelas satu SMP kak !” Kata Zakka yang marah-marah dan tak aku hiraukan. Aku buru-buru pergi ke teras untuk menemui Oliv.

Sampai di depan, aku melihat Oliv dan mama sedang asik mengobrol. “Ma, aku berangkat dulu ya…!” Kataku sambil mencium tangan mama. “Hati-hati di jalan ya sayang !” Oliv sangat kaget melihat penampilan ku yang baru.

“Liv, berangkat yuk !” Ajak ku yang melihat Oliv masih bengong melihat penampilanku. “Eh, ayo!” kata Oliv yang agak kaget. “Ma, nanti kalo mau pake motor ku kunci di laci meja belajar ya…!” Kataku.

“Kita berangkat dulu ya tante !” kata Oliv sambil mencium tangan mama. Kamipun langsung berangkat sekolah.

Sesampainya di sekolah, Marsya, Tania, dan Vita kaget melihat penampilanku yang baru. “Ca, ini loe Ca ?” Kata Vita. “ya iyalah…!” kataku. “Eh, Ca, kita punya kejutan buat kamu !” Kata Tania.

“Apa ?” Tanya ku. “Ada deh …! kalo di beri tau namanya bukan kejutan dong !” Kata Marsya. Aku menuriti saja apa mau mereka.

Aku diajak ke kelasku yang baru. Dan ternyata aku sekelas sama Rio. Seneng banget aku jadinya. “Ca, tempat duduk loe disini !” Kata Vita. Aku kaget banget, karena bangku sebelah kiriku adalah Rio.

“Ca, Loe sama Oliv ya duduknya !” Kata Marsya. “Loe sama siapa ?” Tanyaku. “Sama Tania !” Kata Marsya singkat. “Trus Vita sama siapa ?” Tanya ku. “Sama …sama Elen !” kata Vita. “Ca, loe tunggu sini dulu ya…! kita mau ke luar sebentar !” Kata Tania.

“Truz gue di kelas sama siapa ?” Kataku sedikit ngambek sama sahabat-sahabat ku. “Kan ada Rio di sebelah Loe !” Kata Vita dengan santainya. “Apa sih Ta !” Kataku. “Ya udah ! kita keluar dulu ya mbak Eca !” Goda Oliv.

“Za, loe ikut nggak ?” Teriak Vita. Reza dan Ricky juga mengikuti mereka. Sambil menunggu bel tanda masuk berbunyi, aku hanya duduk-duduk di kelas sambil menunggu sahabat-sahabatku kembali.

“Yo !” Sapa ku kepada Rio dengan sedikit malu dan takut. “Ya Ca, ada apa ?” Tanya Rio. “Loe masih marah soal telepon tadi malam ?” Tanyaku. “Nggak Ca ! Emangnya napa sih loe matiin ?” Tanya Rio dengan senyumnya.

“Lagi ada keluarga dari Surabaya tadi malam !” Kata ku. “Siapa ?” Tanya Rio. “Orang tuaku !” kataku. “O… !” Kata Rio sambil mengangguk-anggukkan kepala.

“Tapi, sekali lagi gue minta maaf !” Kataku. “Eca, Loe nggak bersalah, Jadi, ngapain Loe minta maaf kalo Loe nggak bersalah ?” kata Rio yang membuatku melayang.

“Tapikan…” Belum selesai aku ngomong sudah ada temen-temen ku yang super jail. “Prekitiew …!” Kata Ricky lalu tertawa yang diikuti teman-teman ku yang lain.

Aku jadi malu benget. “Apa-apaan sih Loe ini !” Kata Rio yang sedikit marah sama Ricky.

“Santai bro…santai…!” Kata Reza. Akhirnya Rio mau meredam kemarahannya. “Loe napa sih kayak gitu ?” Tanya Rio kepada Ricky. “Tuh…tanya tuh temen-temennya Eca kenapa tadi !” Kata Ricky yang nggak merasa bersalah.

“Eh, kok kita ! Salah Loe sendiri ngapain ikut kita !” Kata Vita. “Kan Loe yang ngajak kita !” Kata Reza. “Udah jangan berantem !” Kata ku sedikit marah.

“Tuh, si Rio tuh !” Kata Oliv menyalahkan Rio. “Udah jangan salah-salahan ! Kalian tuh kayak anak kecil ya…masih main salah-salahan kayak gini ?” Kataku masih marah.

Lalu aku pergi meninggalkan mereka. Tak terasa, bel masuk pun berbunyi. Aku langsung kembali kekelas dan masih dengan amarahku.

Aku langsung duduk di samping Oliv. Selama pelajaran sampai istirahat, tak ada satu patah katapun dari ku maupun dari Oliv. Saat istirahat, aku hanya ditemani Vita, Tania, Marsya, Reza, dan Ricky.

“Ca, Oliv tuh sama Rio !” Kata Vita. “Ah biarin…! Paling juga lagi disuruh sama Bu Mery !” Kata ku cuek. Ternyata, mereka berdua mendekati kami.

“Ca, Maafin gue ya…?” Kata Oliv. “Iya, maafin kita !” Kata Rio. “Ok… kita maafin ! Tapi, sikap kalian jangan kekanak-kanakan lagi ya …!” Kataku. “Iya…mami…!” Kata Oliv sambil tersenyum padaku.

Siang hari sepulang sekolah aku dan kak Vizca harus mengantar papa dan mama untuk kebandara karena mau pulang ke Surabaya. Sedangkan Zakka, mulai sekarang tinggal di Jakrta bersama aku dan kak Vizca.

Hari demi hari aku lewati dengan parasaan bahagia. Selain Ditemani oleh sahabat-sahabatku dan geng trio R (Reza,Ricky, & Rio), aku merasa bahagia kerena adikku Zakka pindah ke Jakarta dan satu sekolah dengan ku.

Aku merasa sungguh lengkap hidupku memiliki mereka semua. Terutama Rio. Tapi, aku merasa ada keanehan antara Oliv dan Rio. Mereka semakin lama, semakin dekat.

Aku mencoba untuk tidak berprasangka buruk terhadap Oliv dan Rio. Selain Rio dan Oliv yang aneh, Tania dan Reza juga hampir sama dengan Oliv dan Rio.

Hampir satu semester aku lewati. Tapi nilaiku semakin lama, semakin jatuh. Aku takut kalo nanti aku tidak bisa masuk ke SMA favorit. Apalagi, ancaman papa dan mama tidak main-main.

Mereka akan kembali untuk menjemputku pulang dan kembali ke Surabaya jika nilaiku jatuh. Saat penerimaan rapor dan rapornya Zakka pada semester satu, diambil oleh kak Vizca.

Sesampainya kak Vizca di rumah, aku dimarahi oleh kak Vizca karena nilaiku sangat jelek. Padahal, setelah liburan semester satu nanti aku akan mengikuti try out di salah satu LBB ternama di Jakarta.

Mungkin kakak malu sekali karena kakak waktu sekolah di sana, nilainya bagus-bagus. Setelah penerimaan rapor, aku ditelepon oleh Oliv disuruh ke sekolah karena ada pengumuman penting kata Oliv.

Aku langsung menuju kesekolah meskipun kakak masih marah-marah. Sesampainya di sekolah, aku langsung mencari Oliv. Ternyata, Oliv sudah dikelas bersama teman-teman yang lain.

Di kelas juga sudah ada Bu Mery, wali kelas ku. Tetapi, aku tak melihat Rio ada di kelas. Aku mulai hawatir dengan Rio. Aku coba menenyakannya pada Ricky dan Reza. Kata Ricky, Rio sedang sakit.

Aku langsung kaget mendengar berita tadi. Sepulang dari sekolah, aku tidak langsung pulang kerumah, karena sahabat-sahabat ku mengajakku makan di salah satu restaurant.

Saat para sahabatku asik bercengkrama, aku hanya diam saja memikirkan Rio. “Ca, Loe kenapa sih ! Dari tadi kok diam aja !” Tanya Oliv. “Nggak apa-apa Liv ! Lagi bed mood aja !” Kataku.

“Loe, mikirin Rio ya ?” Tanya Ricky yang duduk di sampingku dengan suara lirih. Aku hanya menganggukkan kepala untuk menjawab pertanyaan Ricky tadi.

“Kenapa nggak Loe telepon aja ?” Tanya Ricky lagi. Setelah mendengar perkataan Ricky tadi, aku langsung pergi meninggalkan teman-teman yang sedang asik bercengkrama untuk menelepon Rio.

Pertama telepon ku tidak diangkat oleh Rio sampai telepon ku yang kedua juga tidak diangkat olehnya. Tetapi, telepon ku yang ketiga akhirnya diangkat oleh Rio.

“Hallo ! Assalamualaikum !” Kataku. “Waalaikumsallam !” Jawabnya dengan nada tinggi. “Kata Ricky kamu sakit ya, Sakit apa ?” Tanyaku dengan penuh lemah lembut.

“Ca ! Mulai sekarang Loe nggak usah perhatiin gue lagi, nggak usah SMS atau nelepon gue lagi !” Kata Rio yang sedikit mengagetkanku. “Emangnya kenapa ? Kitakan bersahabat ! Masak, sahabatnya ada yang sakit nggak diperhatiin !” Kataku.

“Sahabat ? Sahabat dari hongkong ? Dari dulu gue tuh nggak pernah nganggap loe sebagai sahabat gue ! sahabat gue tuh cuma Ricky dan Reza !” Kata Rio masih dengan tegangan tingginya.

“Jadi, apa artinya kebersamaan kita di eight Forever selama ini ?” Kataku. “Kita ? Loe aja kali gue nggak ! Gue tuh udah tau semuanya tentang maksud loe perhatian sama gue !” Kata Rio.

“Maksud kamu ?” Kataku masih lemah lembut meskipun sudah diterjang tegangan tinggi. “Halah,.,., nggak usah pura-pura nggak tau loe ! Loe tuh sebenernya naksir gue kan ? Ngaku aja loe ! Gue tuh dari dulu nggak pernah suka sama loe ! tapi, demi permintaan maaf gue sama loe karena kecelakaan waktu itu, gue jadi deket sama loe !” Kata Rio panjang lebar.

Dari mataku, langsung bercucuran air mata. “Loe tau kalo gue suka sama loe dari mana ?” Kataku sambil menangis. “Yang pasti sumber yang terpercaya ! Loe tuh nyadar nggak sih ? lebih cantik Oliv lagi dari pada Loe !” Kata Rio.

Aku langsung kaget. “What ? Oliv ? Jadi selama ini loe deket sama gue cuma gara-gara gue sahabatnya Oliv ? Loe manfaatin gue buat ngedapetin Oliv gitu ?” Kataku sambil menangis.

“Ya…bisa dibilang gitu lah…! Makannya, jadi orang jangan kegeeran dulu !” Kata Rio.

“Tega banget ya Loe …!” Aku langsung menutup teleponku dan kembali ke dalam rumah makan untuk mengambil tas ku. Semua sahabatku kaget melihat aku menangis dari luar.

Setelah mengambil tas, aku langsung pergi. Tetapi, Ricky menahanku agar aku tidak pergi. “Ca, tunggu Ca !” Kata Ricky yang berhasil meraih tanganku. “Ca, loe kenapa Ca ?” Tanya Ricky lagi. “Lepasin gue !” Kataku sambil marah.

Setelah melepaskan tangannya dari tanganku, Ricky ternyata tidak kembali ke dalam rumah makan tadi. Tetapi dia terus mengikuti ku sampai diujung kompleks rumahku.

Di dekat taman komplek yang berada di ujung kompleks rumahku, dia menghadangku. Dia lalu mengajakku ketaman untuk berbicara berdua.

“Ca, Loe kenapa Ca ?” Tanya Ricky. Aku hanya tertunduk masih dengan tangisanku. “Ca, jawab ca ? Loe kenapa ?” Tanay Ricky lagi.

“Rio…!” Jawabku singkat. “Rio kenapa ?” Tanya Ricky lagi. “Rio udah tau kalo gue suka sama dia !” Kataku sambil tersedu-sedu. “Ya bagus donk kalo Rio udah tau ! Trus kenapa Loe kok malah menangis ?” Kata Ricky.

“Masalahnya, Rio tuh tadi marah-marah sama gue masalah itu tadi ! Coba deh loe bayangin, kalo loe ada di posisi gue sekarang !” Kataku sambil bercucuran air mata.

“Dasar tuh cowok ! sok kecakepan banget sih ! beraninya nyakitin hati cewek !” Kata Ricky sedikit takut. “Udahlah Rick ! ini juga salah gue !” Kataku.

Ca, sebenernya gue udah tau itu semua sejak loe dan Rio pertama ketemu disekolah. setelah kecelakaan itu.” Kata Ricky sedikit takut.

“Ha…?” Kataku kaget dan langsung memandang Ricky. “Ya…! Gue udah tau itu semua ! dari dulu gue nggak mau beri tau loe soal ini semua !” kata Ricky.

“Kenapa loe nggak mau beri tau gue tentang ini semua ?” Kataku kembali bercucuran air mata. “Gue, gue nggak mau loe tersakiti Ca ! Gue juga nggak mau loe jadi sedih !” Kata Ricky meyakinkanku.

Aku hanya bisa tertunduk sambil menangis. “Seandainya loe beri tau gue sejak dulu, pasti gue nggak akan kayak gini !” Kataku. “Ya… maafin gue ya Ca…!” Kata Ricky yang mencoba memandangku.

“Nggak apa-apa ! ini juga salah gue ! Gue juga terlalu berharap sama Rio ! Rick, gue boleh tanya nggak ?” Kataku. “Apa ?” Kata Ricky perhatian. “Apa loe yang beri tau Rio soal gue suka sama dia ?” Tanya ku.

“Bukan gue ! tapi Reza !” Kata Ricky singkat. “Reza ? Kenapa sih semua tega banget sama gue !” Kataku. Dengan penuh perhatian, Ricky mencoba untuk menenangkanku.

Perhatian Ricky membuatku melupakan Rio. Sejak saat itu, aku menjadi dekat sekali dengan Ricky. Bahkan, kita sering jalan berdua. Tapi, bayangan Rio tidak hilang begitu saja dari benakku. Saat aku berduaan bersama Ricky di taman, tiba-tiba Zakka lewat dan melihatku sedang berduaan.

Dia langsung menghampiriku. “Kak Zian……!” Teriak Zakka dari kejauhan. Aku langsung menegakkan kepalaku. “Kak !!! Kak Zian pacaran ya…?” Tanya Zakka. “Ngawur aja kamu ini ! Ini teman kakak ! Ini namanya Kak Ricky !” Kataku mengenalkan Ricky kepada Zakka sambil mengusap air mataku.

“Ini adik loe ? Ricky !” Kata Ricky sambil berkenalan dengan Zakka. “Ya…!” Jawabku. “Kak, kenapa nggak langsung kerumah aja ?” Tanya Zakka. “Ya udah, ayo kerumah gue Rick ?” Kataku sambil berdiri.

“Emangnya boleh ke rumah loe ?” Tanya Ricky masih ragu. “Ya boleh lah…! Emangnya napa loe tanya gitu ?” Tanyaku. “Ya, nanti kalo ada bokap sama nyokap loe kan serem jadinya !” Kata Ricky.

Aku dan Zakka hanya tertawa saja. “Tenang aja Kak ! Mama sama papa udah balik kok ke Surabaya !” Kata Zakka. “Emangnya, orang tua loe tinggal di Surabaya ?” Tanya Ricky.

“Gue kan udah pernah cerita sama Loe kalo orang tua gue tinggal di Surabaya ! Masak Loe lupa ?” Kataku. “O…ya…Truz kalian berdua, tinggal di Jakarta sama siapa ?” Tanya Ricky lagi.

“Sama kakak ku aja !” Kataku. “Kak ayo cepetan pulang ! nanti dicari kak Vizca lho !” Ajak Zakka. “Sebentar Zak ! kepala kakak kok jadi pusing gini ya !” Kataku.

Setelah aku berkata seperti itu, aku sudah tidak ingat apa-apa lagi. Saat aku tersadar, aku sudah berada di kamarku. “Kak, kenapa aku kak ?” Tanyaku. “Loe tadi pingsan di taman kompleks Ca ! Truz tadi temen loe ada yang nganterin !” Kata Kakak.

“Siapa kak ?” tanyaku. “Siapa ya tadi namanya ! Kakak lupa !” Kata kakak. Tiba-tiba Zakka datang membawakanku makanan. “Kak Ricky dan aku tadi yang membawa kak Zian pulang !” Kata Zakka.

Aku baru teringat kalau tadi aku pingsan di taman saat bersama Ricky dan Zakka. “Ca, badan loe kok makin lama makin panas sih ?” Tanya kak Vizca. “Nggak tau kak ! Badanku rasanya pada sakit semua !” Kataku.

“Kita nunggu dua hari dulu ! kalo panas kamu nggak turun juga kita bawa ke rumah sakit !” Kata Kak Vizca. “Terserah kakak deh !” Kataku.

Sudah hampir tiga hari, demamku tak kunjung turun. Untung, saat aku sakit sekarang pas liburan. Jadi nggak perlu buat surat izin ke sekolah.

Tapi rasanya nggak enak juga sakit. Akhirnya, kakak dan Zakka membawaku ke rumah sakit untuk cek darah.

Saat pengisian adminitrasi, aku baru teringat kalau hari ini tanggal 30 Januari dan besok usiaku sudah 15 tahun. Tapi, sepertinya kakak dan Zakka lupa akan hari ulang tahunku.

Setelah mengisi data adminitrasi, aku langsung masuk ruang pemeriksaan dan diambil darahku. Meskipun mengambilnya hanya sedikit, tapi rasanya sakit banget.

Setelah menunggu satu jam, akhirnya keluar juga hasil tes darahku. Setelah dari laboratorium, aku, Kak Vizca dan Zakka harus pergi ke ruang dokter untuk mencari tau apa penyakitku.

Ternyata, aku terkena penyakit typus yang bisa dikatakan agak parah. Tetapi, tidak perlu opname di rumah sakit. Setelah dari ruang dokter, kami langsung ke apotik untuk menebus obat dan segera pulang.

Sesampainya di rumah, aku langsung berbaring di tempat tidur ku dikamar. Di kamar, ternyata aku tidak bisa tidur. Tiba-tiba, air mataku mengucur deras saat aku mengingat hari ulang tahun ku yang begitu meriah pada saat usiaku 10 thn.

Sekarang, aku harus merayakan ulang tahunku sendiri dengan keadaan sakit parah seperti ini. Apa lagi, saat aku teriangat Rio. Bertambah deras air mataku mengucur dari mataku saat aku ingat perkataan Rio dua hari lalu di telepon.

Rasanya sakit sekali kalau aku mengingat itu semua. Tidak terasa, lama-kelamaan aku tertidur. Tepat pukul 00.00 , kak Vizca, Zakka, dan para sahabatku masuk menyelinap ke kamarku yang berteriak. “Happy birthday !” Kata Mereka.

Aku langsung kaget dan terbangun. Setelah aku meniup lilin dan memotong kue, mereka bergantian memberikan ucapan selamat ulang tahun kepadaku.

Aku kira mereka lupa dengan hari ulang tahunku. Ternyata, mereka memberikan sesuatu yang sangat berarti bagi ku. Tetapi, masih ada yang kurang saat ulang tahunku kali ini.

Selain tidak ada mama dan papa di sampingku, juga tidak ada Rio hadir diantara para sahabatku yang memberikan kejutan ulang tahun kepadaku.

“Rio kemana ya ? Apa dia benar-benar marah kepadaku ? Apakah dia tidak bisa memaafkan kesalahanku ? Ketika dia meminta maaf kepadaku, aku dengan mudah memaafkan dia ! Tetapi, mengapa kini dia tidak bisa memaafkanku ? Apakah terlalu besar salahku kepada dia hingga dia tidak bisa memaafkan ku ? ” Kataku dalam hati.

Keesokan harinya, aku merasa badanku sudah semakin membaik. Setelah aku pikir-pikir, ternyata penyebab sakit typus ku selama ini adalah aku terlalu memikirkan Rio.

Setelah hapir satu minggu libur sekolah, aku harus kembali masuk sekolah. Dan tiga hari setelah aku masuk sekolah, aku sudah di hadapkan try out di LBB ternama di Jakarta.

Setelah satu minggu, hasil try out di LBB ternama tadi keluar. Rio mendapatkan juara 13 dari 150 anak yang mengikuti try out. Sedangkan aku, mendapatkan juara 15 dari 150 anak yang mengikuti try out.

Sudah hampir lima bulan, berbagai macam ujian aku tempuh. Dan akhirnya, aku mengikuti ujian nasional yang menentukan aku lulus atau tidak.

Saat ujian, banyak sekali tantangan ku. Salah satunya, penjaga yang super-super ketat dan matanya stereo.

Selain itu, persiapanku juga kurang matang dalam menghadapi ujian nasional ini. Apa lagi mata pelajaran bahasa inggris tidak begitu aku kuasai.

Dengan mengucap kata Bismillah… aku mencoba mengerjakan soal-soal yang telah diberikan.

Setelah satu minggu mengikuti ujian nasional, akhirnya pengumuman kelulusanpun turun. Aku sangat senang sekali bisa mendapatkan rangking empat dalam satu sekolah.

Sedangkan Rio masih tetap di possisi rangking satu. Saat acara perpisahan disekolah, Oliv tiba-tiba memanggilku saat aku membantu bu Merry membawakan rapor anak-anak. “Ca !!!” Teriak Oliv dari kejauhan.

Aku hanya melempar senyuman kepadanya. Lalu dia mengejarku. Setelah menaruh rapor di kantor guru, aku diajak Oliv ke taman sekolah. Katanya ada yang mau diomongin yang sangat penting.

“Ca, gue mau ngomong sesuatu ! Tapi loe jangan marah ya !” Kata Oliv sedikit takut. “Apa ?” Tanyaku dengan senyum yang kubuat-buat. “Ricky !” Kata Oliv. “Ricky kenapa ?” Tanyaku kaget. “Ricky nyuruh gue beri tau loe soal ini !” Kata Oliv yang semakin lama membuatku penasaran.

“Iya apa ?” Kataku penasaran. “Ricky, suka sama Loe !” Kata Oliv. “What ? nggak mungkin itu ?” Kataku tidak percaya. “Beneran Ca !” Kata Oliv meyakinkanku. “Iya Ca ! itu semua benar !” Kata Marsya, Vita, Tania dari belakangku yang tidak aku sangka.

“Kalian pasti bohong kan ?” Kataku masih tidak percaya. “Liziana Reca Mahardika, Apa yang dikatakan oleh sahabatmu itu semua benar !” Kata Ricky yang tiba-tiba muncul diantara para sahabatku.

“Apa ? jadi selama ini…” Kataku yang langsung dipotong oleh Ricky. “Ya…selama ini kita bersama merupakan bentuk sayang aku ke kamu !” Kata Ricky merayu ku.

“Kalian semua jahat …!!! Semua cowok di dunia ini jahat !” Kataku langsung meningggalkan mereka sambil menangis dan pergi ke kelas untuk menyendiri.

Di kelas, Oliv mencoba menjelaskan semua itu kepadaku. “Jahat gimana sih Ca maksud loe ?” Tanya Oliv. “Loe jangan pura-pura nggak tau ya Liv !” Kataku sedikit membentak Oliv.

“Gue memang benar-benar nggak tau Ca !” Kata Oliv. “Dengerin ya ! Rio suka sama Loe ! Loe masih pura-pura nggak tau ?” Kataku.

“Ca, gue benar-benar nggak tau soal ini ! Gue baru dengar ya dari Loe sekarang ini !” Kata Oliv. “Loe tuh sama aja ya ternyata ! Dasar penghianat !” Kataku lalu meninggalkan Oliv.

Malam harinya, puluhan SMS dari sahabatku mampir ke hp ku. ‘Tdk smua lk2 sm sperti yg u ktkn td siang. Seorang lk2 yg kstria adlh lk2 yg bs membwt orng laen bhgia, rl berkorbn untk tmnx.

Q tdk brmksd membwt u sdh. Tp, smua ini Q anggp merupkan kptsn yg sngt tpt bwt U. Terxt, Q slh. Smua ini mlh mmbwt u trsks.

Q mnt 5f ats smua yg trjd selama nie. Q hrp, u bs mengrti soal ini semua. = Rio =’ Salah satu sms yang mampir ke hpku ternyata dari Rio. ‘Apkh pngrbnn hrs mengrbnkn prsaan orng laen ?’ Balasku. ‘tdk.

Aku memang tlh slh mengorbankan prasaan U.’ Balas Rio. ‘Apkh u mers bhw u adlh cowo’ yg ksatria ?’ Balas ku. ‘Menurut u gmn ?’ Balas Rio. ‘U bukanlah cowok yg ksatria.

Tp u adlh cowok yg slalu menyakiti ht orng laen n cowok yg g’ punya rs trimaksh. Puas skrng u dah bwt q sperti ini ? MKN I2 KEPUASAN U SNDR !!!!’ Balasku dengan isi marah-marah.

‘Maksud U ?’ Balas Rio. Setelah SMS tadi, aku sudah tidak membalasnya lagi. SMS dari para sahabatku juga tidak aku balas karena aku masih marah masalah tadi siang.

Saat liburan kelulusan, aku menggunakan liburan kelulusan tersebut untuk mencari SMA favorit di Jakarta. Ternyata, aku keterima di SMAN 2 Jakarta.

Selain aku, Rio, dan Marsya juga diterima di SMAN 2 Jakarta. Tapi, masih ada satu lagi teman ku yang juga terterima di SMAN 2 Jakarta. Dia bernama Vena Magdalena.

Aku merasa sangat senang sekali. Papa dan mama yang ke Jakarta untuk menghadiri wisuda kakak, turut bangga terhadap aku. Tapi, aku juga sedih sekali karena aku kehilangan sahabatku yang dulu selalu ada untukku.

Aku ingat, hari ini Oliv akan kembali ke Kediri karena ayahnya sudah selesai bertugas di Jakarta. Sebenernya aku sangat kehilangan.

Tapi, aku masih marah karena masalah di sekolah dua minggu. ‘Ca, Q mo kmbl ke Kdr ! Q mnt 5f mslh di sklh 2 mnggu ll. Cl ada wkt, U maen ya ke Pare Kdr !’ SMS Oliv berpamitan denganku.

Tapi, aku tidak menghiraukan SMS tadi. Selain kehilangan Oliv, aku juga kehilangan kak Vizca yang selama tiga tahun lebih menemaniku di Jakarta.

Kak Vizca harus meneruskan kuliah S2-nya di Australia. Kini, aku hanya memiliki Zakka untuk temanku di Jakarta.