Novel Cinta Sangat Romantis, Cocok Untuk Netizen Jaman Now – Part4

Halo Sobat Bijak bertemu lagi dengan mimin. Kali ini masih behubungan dengan novel Cinta Romantis, Kali ini sudah masuk ke part4. Jangan sampai terlewat ya, karena ceritanya sangat romantis.

Kalau Kamu Belum Mengikuti part berikutnya, Berikut Link Tauta yang bisa kamu ikuti

Oke, langsung saja Simak!

Novel Antara Cinta dan Sahabat – Part4

Setelah bersiap-siap, akupun pergi kerumahnya Oliv, Karena mereka mengajak berkumpul disana.

Tepat pukul 9 siang, kami berangkat ke Pare Kediri. Diperjalanan, kami saling bercanda tawa. Oliv yang awalnya cemberut karena Rio dan teman-temannya ikut menjadi sedikit tersenyum.

Setelah perjalanan hampir dua puluh jam dari Jakarta, kamipun tiba di Pare. Kami tiba di Pare pukul 5.15 WIB.

Sesampainya dirumah Oliv di Pare, kami langsung merebahkan badan kami ketempat tidur. Hari itu kami gunakan untuk istirahat seharian.

Keesokan harinya setelah sarapan, kami diajak bersepeda berkeliling kota Pare oleh Oliv. Memang, kami tidak memilih pergi ke tempat-tempat wisata karena takut kecapekan.

Setelah berkeliling mengelilingi kota Pare, kami berhenti di sebuah persawah. Di sana, kami bermain di sungai. Dengan bermain seperti ini, kami dapat melupakan kepenatan kami yang ada di Jakarta.

Termasuk Oliv. Dia lupa akan kebenciannya dengan Rio. Saat kami bermain, tiba-tiba ada seorang cowo’ yang memanggil-manggil. “Tik, tika………!” Kata cowo’ tadi.Oliv pun menoleh dan langsung menghampiri dan memeluk cowo’ tadi. Kamipun hanya bengong melihat Oliv. Oliv mengehampiri kami dan memperkenalkan cowo’ tadi.

“Temen-temen, ni kenalin ! Ni namanya Bagus ! dia ini temen ku dari kecil ! Gus, ini teman-teman aku dari Jakarta !” Kata Oliv. Kamipun berkenalan.

“Tik, Ika kangen lho karo awakmu !” Kata Bagus. Marsya, Tania, Vita, Rio, Ricky, dan Reza hanya terpaku melihat percakapan antara Oliv dengan Bagus karena mereka tak mengerti.

Sedangkan aku sedikit mengerti. “Lha saiki areke ning ndi ?” Tanya Oliv. “Ning Omah, tak celukne yo ?” Kata Bagus yang langsung berlari.

Beberapa saat kemudian, Bagus kembali dengan empat orang temannya. Ketika melihat bagus kembali dengan beberapa orang temannya, Oliv langsung berlari menghampiri mereka dan memeluk mereka.

Lalu, mereka menghampiri kami. “Rek, iki kanco-kanco ku saka Jakarta. Iki jenenge Eca, Tania, Marsya, Vita, Rio, Ricky, Reza.

Teman-teman, ini sahabatku yang ada di Pare. Mereka sahabatku dari kecil. Yang ini namanya Ika, Maya, Ayu, dan Kharis.” Kata Oliv panjang lebar.

Kamipun berkenalan. Karena di sawah sangat panas, akhirnya kami memilih berteduh di salah satu saung yang ada di tengah sawah.

Di sana, kami semua becanda tawa. “Eh, teman-teman Kharis ini pinter banget lho main gitar !” Kata Oliv. “Oh ya…?” Tanya Vita. “Ya mbak…! Ris, gitarmu maukan ning omahku ? tak ambile ya ?” Kata Maya yang bahasanya sedikit campuran. “Ya wis…!” Kata Kharis.

Maya pun langsung berlari menuju rumahnya yang tidak jauh dari persawahan itu. “Bukannya aku sombong ya…teman-teman, tapi aku mau jelasin kebolehan para temanku yang ndeso ini.

Boleh nggak ?” Kata Oliv. “Never Mind ? We also want to know what their permissibility !” Jawab Tania. “Wih…Gayanya pake bahasa Inggris …!” Kata Reza. “Emangnya nggak boleh apa ?” Kata Tania. “Udah jangan berantem !” kata Marsya.

“Kharis ini pinter banget main gitar, Bagus jago banget dalam bahasa Inggris, Maya ini si penari tradisional, Ika pinter banget Matematika, Ayu ini si professor muda.

Dia pinter banget pelajaran IPA.” Jelas Oliv. Ketika mereka asyik bercanda, aku hanya menikmati hidupku yang indah ini.

Headsett di telinga menancap sejak setengah jam yang lalu. Dalam pikiranku hanya ada rasa senang dan cinta bisa beberapa hari bersama Rio.

Beberapa saat kemudian, Maya kembali dengan gitarnya Kharis. Merekapun bernyanyi bersama. “Hei, kok bengong sendiri ?” Kata Ricky tiba-tiba dari belakang.

“hmm ? lagi enak aja sendiri !” Kataku. “Ngapain sih loe nggak ikut kumpul ma temen-temen yang lain ?” Kata Ricky.

“Lagi pengen sendiri aja !” Kataku tanpa memperhatikan Ricky yang berada di samping ku.

“Gue pernah denger katanya Loe juga anak jawa timuran ya ?” Tanya Ricky. “Kalo iya emangnya napa ?” Kataku sedikit Ilfill.

“Kok kita nggak Loe ajak kerumah Loe sih ?” Kata Ricky yang tetap nyantai. “Rumah gue tuh di Surabaya ! ini di Kediri Ricky ! Your understand ?” Kataku yang masih sangat ilfill dengan Ricky.

“Emanganya, dari Kediri ke Surabaya jauh ya…?” Tanya Ricky yang kayaknya berlagak tidak tahu. “Hihhhhhhhh…! Ya…jauh banget lah…!” Kataku yang marah.

“Prekitiewww…!” Kata Rio dan teman-teman lainnya yang mentertawakanku dari belakang. Sebenarnya aku sedikit marah, tapi mau marah nanti aku malu sendiri.

“Ca, yang gue tau…gue nggak pernah denger loe nyanyi ! sekarang, mumpung ada yang ngiringin…kita pengen tau Loe nyanyi !” Kata Marsya.

“Ah, nggak ah, suara gue jelek banget !” Kataku. “Ayo dong Ca…!” Kata Marsya masih memohon.

“Okey…!” Kataku pasrah. “Ye……!!!” Kata mereka. “Lagunya apa ?” Tanya Kharis.

“Lagunya J-Rock yang I am falling in Love bisa ?” Tanyaku. “Bisa !” Kata Kharis.

Akhirnya aku mau menyanyi juga. “Lagi falling in love ya mbak ?” Tanya Ayu. “Ah ! kamu ini bisa aja !” Kataku.

“Mbak, kalo wong lagi falling in love iku bisa di lihat dari matanya!” Kata Ika.

“Bener iku ! Saiki kayake Mbak Eca lagi falling in love !” Kata Maya mempertegas perkataan Ika dan Ayu.

“Hei ! ini kapan Eca nyanyinya ? dia udah seneng banget tuh nggak jadi nyanyi! kalian kok malah ngomongin falling in love !” Kata Reza.

Aku haya tertawa saja. Setelah tiga hari di Kediri, kamipun harus kembali ke Jakarta karena harus sekolah.